فَبِأَيِّ آلَاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ" : Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS. Ar-Rahman [55] )

Pusat Ternakan : Lot 389, Dusun Durian, Kampung Belau Merbok, 08400 Merbok, Kedah.




Thursday 20 August 2015

Hikmah di balik proses penggembalaan kambing setiap Nabi dan Rasul


Sejak kecil Rasulullah saw sudah menjadi yatim piatu. Ayah beliau (Abdullah bin Abdul Muthalib) wafat saat Rasulullah masih berada dalam kandungan ibunya (Aminah binti Wahab) dan ibunya wafat, saat Rasulullah berusia 6 tahun. setelah ibunya wafat, Rasulullah diasuh oleh kakeknya (Abdul Muthalib). saat Raulullah berusia 8 tahun, sang kakek pun menghembuskan nafas terakhirnya dan pengasuhan Muhammad kecil berpindah kepada pamannya (Abu Thalib). saat berada dalam pengasuhan sang paman, Muhammad kecil sudah belajar hidup mandiri, sejak saat itu Rasulullah sudah bekerja sebagai penggembala kambing. beliau menggembalakan kambing milik saudagar-saudagar kaya di kota Mekkah. hal ini dilakukannya karena beliau tidak mau merepotkan sang paman yang hidup dalam kesederhanaan.
Sudahkah Anda tahu? mungkin tak banyak yang menyadari, nabi-nabi besar yang diutus oleh Allah hampir semuanya pernah menggembalakan kambing. Nabi Musa, dia penggembala kambing. Nabi Daud, dia penggembala kambing. Nabi Isa dia penggembala kambing, bahkan Nabi Muhammad juga seorang penggembala.
 
         Terdapat dua hal penting yang patut kita renungi dari proses penggembalaan kambing setiap nabi dan rosul. Ini merupakan bagian dari tarbiyah robbaniyah, yaitu latihan KESABARAN dan JIWA KEPEMIMPINAN. Kambing adalah binatang yang susah diatur, kambing yang satu pergi ke sini, kambing yang satunya lagi pergi ke sana, hilir mudik kesana kemari tanpa henti. Dibutuhkan kesabaran yang lebih bagi setiap penggembala untuk menjaga kambing mereka. Terlebih dengan iklim gurun pasir yang panas seperti ini, iklim yang cenderung membuat kesabaran cepat habis. Kesabaran itulah yang membentuk karakter Rasulullah saw kelak untuk menjadi pemimpin besar umat di dunia. Selain latihan KESABARAN, dalam menggembalakan kambing juga diperlukan keahlian LEADERSHIP (kepemimpinan) dan manajemen yang baik. Para penggembala harus mampu mengarahkan hewan gembalaannya ke padang yang subur dengan rumput yang menghijau. Di samping itu, mereka juga harus dapat mengendalikan hewan gembalaannya agar tidak tersesat, melindungi gembalaannya dari berbagai gangguan seperti dari hewan pemangsa dan para pencuri. Ini semua merupakan bentuk dari fungsi kepemimpinan dan manajemen. 
 Rasulullah pernah bertutur kepada para sahabat dengan mengatakan bahwa setiap diri kita ini adalah penggembala, dan setiap penggembala akan diminta pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Gembalaan kita sebagai seorang pribadi adalah anggota tubuh kita yaitu mata, telinga, lisan, perut, tangan, kaki dan kemaluan. Penggembala yang mengatur dan mengawasi semua gembalaan ini tak lain adalah hati kita. Bila hati kita tidur sehingga lengah maka tangan ini dikhawatirkan akan melakukan sesuatu yang tidak diridhai oleh Allah swt. Mata ini akan melihat sesuatu yang tidak diridhai oleh Allah. Begitu juga dengan telinga, akan mendengar sesuatu yang tidak diridhai oleh Allah swt. Bila si penggembala bangun, ia akan menjaga seluruh gembalaannya. Menjaga matanya dengan cara menjaga pandangannya terhadap lawan jenis yang bukan mahram. Menjaga telinganya dari mendengar segala sesuatu yang sia-sia seperti meninggalkan orang-orang yang sedang terlibat dalam pembicaraan aib orang lain. Menjaga lidahnya (ucapan) dari perkataan-perkataan yang tidak berguna seperti ghibah, mencela, mengejek, mengadu domba, memfitnah, berbohong dan semacamnya. Menjaga perutnya dari makanan-makanan syubhat dan haram. Menjaga tangannya dari mengambil sesuatu yang bukan hak, menyentuh sesuatu yang tidak halal seperti menyentuh lawan jenis yang bukan mahram. Menjaga kakinya dari melangkah ke tempat-tempat yang menjurus kepada perbuatan maksiat. Menjaga kemaluannya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang seperti perbuatan zina. 
 
          Rasulullah saw adalah teladan yang baik bagi semua umat manusia. sudah sepatutnya kita sebagai umatnya untuk menjadikan beliau sebagai teladan dalam hidup ini. Semoga kita semua dapat menjadi penggembala yang sabar dan jujur, terutama untuk diri kita sendiri.
 
كلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته (رواه البخارى)
“setiap kalian adalah penggembala dan setiap penggembala akan diminta pertanggungjawaban atas gembalaannya” (HR. Bukhari)

No comments:

Post a Comment