فَبِأَيِّ آلَاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ" : Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS. Ar-Rahman [55] )

Pusat Ternakan : Lot 389, Dusun Durian, Kampung Belau Merbok, 08400 Merbok, Kedah.




Friday 30 October 2015

SEKADAR PERINGATAN : IBADAH KORBAN : YANG BERLALU DAN AKAN DATANG ...

 beberapa ayat-ayat tentang berkurban :
  1.     Al-Qur’an  S. Al-Kautsar: 1 – 2,
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ  فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
  “Sesungguhnya Kami telah memberikan karunia sangat banyak kepadamu,   maka sholatlah untuk Tuhanmu   dan sembelihlah kurban”.
 
2.     Al-Qur’an  S. Al-Hajj: 37,
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ
  ”Daging-daging kurban dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yangdapat mencapainya.”

3.     Al-Qur’an  S. Al-Hajj: 36,
فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ
  “Maka makanlah sebagiannya (daging kurban) dan berilah makan orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta.”

4.     Hadits dari Anas bin Malik,
عَنْ أَنَسِ بنِ مَالِكٍ d   { أَنَّ النَّبِيَّ b   كَانَ يُضَحِّي بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ, أَقْرَنَيْنِ, وَيُسَمِّي, وَيُكَبِّرُ, وَيَضَعُ رِجْلَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا. وَفِي لَفْظٍ: ذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ }  مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ وَفِي لَفْظِ: { سَمِينَيْنِ }    وَلِأَبِي عَوَانَةَ فِي "صَحِيحِهِ" : { ثَمِينَيْنِ }  . بِالْمُثَلَّثَةِ بَدَلَ السِّين وَفِي لَفْظٍ لِمُسْلِمٍ, وَيَقُولُ: { بِسْمِ اللَّهِ. وَاللَّهُ أَكْبَرُ }
”Biasanya Nabi J biasanya berkurban dengan dua ekor kambing kibas putih yang bagus dan bertanduk.  Beliau menyebut nama Allah dan bertakbir,  dan beliau meletakkan kakinya di samping binatang itu.”  Dalam suatu lafadz: ”beliau menyembelih dengan tangan beliau sendiri.”  Dalam suatu lafadz: ”dua ekor kambing gemuk.”  Menurut Abu Awanah: ”dua ekor kambing yang mahal.”  dengan menggunakan huruf tsa,  bukan siin.  Dalam lafadz Muslim: ”Beliau membaca Bismillaahi walloohu akbar.”

5.     Hadits dari Aisyah,
وَلَهُ: مِنْ حَدِيثِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا; { أَمَرَ بِكَبْشٍ أَقْرَنَ, يَطَأُ فِي سَوَادٍ, وَيَبْرُكُ فِي سَوَادٍ, وَيَنْظُرُ فِي سَوَادٍ; لِيُضَحِّيَ بِهِ, فَقَالَ: "اِشْحَذِي الْمُدْيَةَ" , ثُمَّ أَخَذَهَا, فَأَضْجَعَهُ, ثُمَّ ذَبَحَهُ, وَقَالَ: "بِسْمِ اللَّهِ, اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ, وَمِنْ أُمّةِ مُحَمَّدٍ"
”Beliau pernah memerintahkan untuk dibawakan dua ekor kambing kibas bertanduk yang kaki, perut dan sekitar matanya berwarna hitam.  Maka dibawakanlah kambing tersebut kepada beliau untuk dijadikan kurban.  Beliaupun berkata kepada Aisyah, ’Wahai Aisyah, ambilkan pisau.’  Kemudian beliau mengambilnya,  membaringkannya dan menyembelihnya seraya berdoa: ’Bismillaah,  alloohumma taqobbal min muhammadin wa’aali muhammad,  wa min ummati muhammad.”

6.     Hadits dari Jundub bin Sufyan,
وَعَنْ جُنْدُبِ بْنِ سُفْيَانَ d   قَالَ: { شَهِدْتُ الأَضْحَى مَعَ رَسُولِ اللَّهِb   فَلَمَّا قَضَى صَلاتَهُ بِالنَّاسِ, نَظَرَ إِلَى غَنَمٍ قَدْ ذُبِحَتْ, فَقَالَ: "مَنْ ذَبَحَ قَبْلَ الصَّلاةِ فَلْيَذْبَحْ شَاةً مَكَانَهَا, وَمَنْ لَمْ يَكُنْ ذَبَحَ فَلْيَذْبَحْ عَلَى اسْمِ اللَّهِ" }  مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ
”Barangsiapa menyembelih sebelum shalat,  hendaknya ia menyembelih seekor kambing lagi sebagai gantinya.  Barangsiapa belum menyembelih,  hendaknya ia menyembelih dengan nama Allah.”

7.     Hadits dari Baro’ bin Azib,
وَعَنِ الْبَرَاءِ بنِ عَازِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَامَ فِينَا رَسُولُ اللَّهِ b  فَقَالَ: { "أَرْبَعٌ لا تَجُوزُ فِي الضَّحَايَا: اَلْعَوْرَاءُ الْبَيِّنُ عَوَرُهَا, وَالْمَرِيضَةُ الْبَيِّنُ مَرَضُهَا, وَالْعَرْجَاءُ الْبَيِّنُ ظَلْعُهَ ا   وَالْكَسِيرَةُ الَّتِي لا تُنْقِي" }  رَوَاهُ الْخَمْسَة ُ   . وَصَحَّحَهُ التِّرْمِذِيُّ, وَابْنُ حِبَّان
”Empat macam hewan yang tidak boleh dijadikan kurban,  yaitu: hewan yang tampak jelas butanya,  tampak jelas sakitnya, tampak jelas pincangnya,  dan hewan tua yang tidak bersumsum.”

8.     Hadits dari Jabir,
وَعَنْ جَابِرٍ d   قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ b   { "لا تَذْبَحُوا إِلاَّ مُسِنَّةً, إِلاَّ أَنْ يَعْسُرَ عَلَيْكُمْ فَتَذْبَحُوا جَذَعَةً مِنَ الضَّأْنِ" }  رَوَاهُ مُسْلِم
”Janganlah kalian menyembelih hewan kurban kecuali yang sudah berumur setahun.  Apabila kamu sulit mendapatkannya,  maka sembelihlah kambing yang berumur enam bulan hingga setahun.”

9.     Hadits dari Ali bin Abu Thalib,
وَعَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ d   قَالَ: {  أَمَرَنِي النَّبِيُّ b   أَنَّ أَقْوَمَ عَلَى بُدْنِهِ, وَأَنْ أُقَسِّمَ لُحُومَهَا وَجُلُودَهَا وَجِلالَهَا عَلَى الْمَسَاكِينِ, وَلا أُعْطِيَ فِي جِزَارَتِهَا مِنْهَا شَيْئاً }  مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ
”Rasulullah J memerintahkan kepadaku untuk mengurusi hewan kurbannya, membagi-bagikan dagingnya, kulit dan pakaiannya kepada orang-orang miskin,  dan aku tidak diperbolehkan memberi sesuatu apapun dari hewan kurban (sebagai upah) kepada penyembelihnya.”

10.  Hadits dari Jabir,
وَعَنْ جَابِرِ بنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: { نَحَرْنَا مَعَ النَّبِيِّ b   عَامَ الْحُدَيْبِيَةِ: الْبَدَنَةَ عَنْ سَبْعَةٍ, وَالْبَقَرَةَ عَنْ سَبْعَةٍ }  رَوَاهُ مُسْلِم
”Kami pernah menyembelih bersama Rasulullah J pada tahun Hudaibiyah seekor unta untuk tujuh orang dan seekor sapi untuk tujuh orang.”

11.  Hadits dari Ummu Salamah,
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ؛ قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ((مَنْ رَأَى مِنْكُمْ هِلاَلَ ذِي الْحِجَّةِ، فَأَرَادَ أَنْ يُضَحِّيَ، فَلاَ يَقْرَبَنَّ لَهُ شَعَراً وَلاَ ظُفْراً))
“Barangsiapa di antara kalian mendapati awal bulan Dzulhijjah,  lalu dia ingin berkurban,  maka janganlah dia mendekati (sengaja menyisihkan) rambut dan kukunya.”

12.  Hadits dari Rafi’ bin Khodij,
عَنْ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ؛ قَالَ: كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَنَحْنُ بِذِي الْحُلَيْفَةِ مِنْ تِهَامَةَ. فَأَصَبْنَا إِبِلاً وَغَنَماً. فَعَجِلَ الْقَوْمُ. فَأَغْلَيْنَا الْقُدُورَ قَبْلَ أَنْ تُقْسَمَ. فَأَتَانَا رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم. فَأَمَرَ بِهَا. فَأُكْفِئَتْ. ثُمَّ عَدَلَ الْجَزُورَ بِعَشَرَةٍ مِنَ الْغَنَمِ
“Kami bersama Rasulullah J dan ketika itu kami berada di Dzulhulaifah bagian daerah Tihamah,  lalu kami menyembelih seekor unta dan kambing,  maka orang-orangpun segera mengikutinya.  Lalu kami nyalakan kuali (memasak dagingnya) sebelum dibagi-bagikan.  Kemudian Rasulullah J mendatangi kami,  lalu memerintahkannya (membagi-bagikan) dan dicukupkan.  Kemudian beliau menyamakan kurban seekor unta dengan sepuluh ekor kambing.”

13.  Hadits dari Nubaisyah,
عَنْ نُبَيْشَةَ؛ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ((كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ لُحُومِ الأَضَاحِيِّ فَوْقَ ثَلاَثَةِ أَيَّامِ. فَكُلُوا وَادَّخِرُوا))
“Dulu aku pernah melarang kalian untuk menyimpan daging kurban lebih dari tiga hari,  maka kini makanlah dan simpanlah.”

14.  Hadits dari Aisyah,
أَنَّ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يُهْدِى مِنَ الْمَدِيَنةِ. فَأَفْتِلُ قَلاَئِدَ هَدْيِهِ. ثُمَّ لاَ يَجْتَنِبُ شَيْئاً مِمَّا يَجْتَنِبُ الْمُحْرِمُ
Rasulullah J membawa hewan kurban dari Madinah,  lalu beliau menganyam gantungan hewan kurbannya.  Beliau tidak menjauhi sesuatu dari hal-hal yang harus dijauhi oleh orang yang berihram.”

Tuesday 27 October 2015

Kisah Teladan Haiwan Untuk Kanak2 - Kesaksian Kambing Panggang


Kalau binatang yang masih hidup bisa berbicara adalah perkara yang ajaib, maka tentunya lebih ajaib lagi kalau ada seekor kambing panggang yang berbicara. Ini memang aneh, akan tetapi nyata. Kisah kambing panggang yang berbicara ini terdapat dalam hadits berikut:
Abu Hurairah-radhiyallahu ‘anhu- berkata,
“Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- menerima hadiah, dan tak mau makan shodaqoh. Maka ada seorang wanita Yahudi di Khoibar yang menghadiahkan kepada beliau kambing panggang yang telah diberi racun.
 
Lalu Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- pun memakan sebagian kambing itu, dan kaum (sahabat) juga makan. Maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Angkatlah tangan kalian, karena kambing panggang ini mengabarkan kepadaku bahwa dia beracun”. 

Lalu meninggallah Bisyr bin Al-Baro’ bin MA’rur Al-Anshoriy. Maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- mengirim (utusan membawa surat), “Apa yang mendorongmu untuk melakukan hal itu?” Wanita itu menjawab, “Jika engkau adalah seorang nabi, maka apa yang aku telah lakukan tak akan membahayakan dirimu. 

Jika engkau adalah seorang raja, maka aku telah melepaskan manusia darimu”. Kemudian Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- memerintahkan untuk membunuh wanita itu, maka ia pun dibunuh. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda ketika beliau sakit yang menyebabkan kematian beliau,”Senantiasa aku merasakan sakit akibat makanan yang telah aku makan ketika di Khoibar. 

Inilah saatnya urat nadi leherku terputus”. [HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya (4512). Di-shohih-kan Al-Albaniy dalam Shohih Sunan Abi Dawud (hal.813), dengan tahqiq Masyhur Hasan Salman]

arkib : final kandang kambing ...

pandangan dari jauh

dinding telah siap

pandangan sisi

bilik in progress

Kisah Seorang Penjual Kambing Kurban yang Menangis

 

Setahun sekali, melalui Idul Adha ini, bagi umat muslim yang mampu diperintahkan untuk berkorban dengan bentuk pengorbanan binatang, baik itu sapi maupun kambing.
menangis-pria-kam_20150917_191445
Syariat ini berasal dari peristiwa pengorbanan hewan yang biasa dilakukan oleh Nabi Ibrahim alaihissalam. Ibrahim memang suka berkurban dengan ratusan bahkan ribuan hewan ternak yang dimiliki sebagai bentuk menjalankan perintah Allah.
“Jangankan harta, anak pun akan kukorbankan kalau itu perintah Allah,” demikianlah kalimat yang Nabi Ibrahim keluarkan ketika diatanya oleh umatnya.
Lantas, apakah kita yang memiliki kemampuan secara materi sudah mengeluarkan sedikit dari harta kita untuk berkurban? Semoga kisah berikut ini bisa memberi kita kesadaran tentang berkurban.
Kisah ini dituturkan oleh seorang penjual hewan kurban. Ia tak sanggup menahan tangis saat mengetahui siapa sebenarnya orang yang membeli seekor kambing darinya di hari itu. Ketika Anda membaca kisah ini dengan hati, Anda pun dijamin tak kuasa menahan air mata.
Inilah penuturan kisahnya:
Idul adha kian dekat. Semakin banyak orang yang mengunjungi stan hewan kurbanku. Sebagian hanya melihat-lihat, sebagian lagi menawar dan alhamdulillah tidak sedikit yang akhirnya membeli. Aku menyukai bisnis ini, membantu orang mendapatkan hewankurban dan Allah memberiku rezeki halal dari keuntungan penjualan.
Suatu hari, datanglah seorang ibu ke stanku. Ia mengenakan baju yang sangat sederhana, kalau tidak boleh dibilang agak kumal. Dalam hati aku menyangka ibu ini hanya akan melihat-lihat saja. Aku mengira ia bukanlah tipe orang yang mampu berkurban.
Meski begitu, sebagai pedagang yang baik aku harus tetap melayaninya.
“Silahkan Bu, ada yang bisa saya bantu?”
“Kalau kambing itu harganya berapa, Pak?” tanyanya sambil menunjuk seekor kambing yang paling murah.
“Itu 700 ribu Bu,” tentu saja harga itu bukan tahun ini. Kisah ini terjadi beberapa tahun yang lalu.
“Harga pasnya berapa?”
Wah, ternyata ibu itu nawar juga.
“Bolehlah 600 ribu, Bu. Itu untungnya sangat tipis. Buat ibu, bolehlah kalau ibu mau.”
“Tapi, uang saya Cuma 500 ribu, Pak. Boleh?” kata ibu itu dengan penuh harap. Keyakinanku mulai berubah.
Ibu ini benar-benar serius mau berkurban. Mungkin hanya tampilannya saja yang sederhana tapi sejatinya ia bukanlah orang miskin. Nyatanya ia mampu berkurban.
“Baik lah, Bu. Meskipun tidak mendapat untung, semoga ini barakah,” jawabku setelah agak lama berpikir. Bagaimana tidak, 500 ribu itu berarti sama dengan harga beli. Tapi melihat ibu itu, aku tidak tega menolaknya.
Aku pun kemudian mengantar kambing itu ke rumahnya. “Astaghfirullah… Allaahu akbar…” Aku terperanjat.
Rumah ibu ini tak lebih dari sebuah gubuk berlantai tanah. Ukurannya kecil, dan di dalamnya tidak ada perabot mewah.
Bahkan kursi, meja, barang-barang elektronik, dan kasur pun tak ada. Hanya ada dipan beralas tikar yang kini terbaring seorang nenek di atasnya.
Rupanya nenek itu adalah ibu dari wanita yang membeli kambing tadi. Mereka tinggal bertiga dengan seorang anak kecil yang tak lain adalah cucu nenek tersebut.
“Emak, lihat apa yang Sumi bawa,” kata ibu yang ternyata bernama Sumi itu.
1340357Kambing-cacingan-dan-belu-cukup-Umur-2-780x390
Yang dipanggil Emak kemudian menolehkan kepalanya, “Sumi bawa kambing Mak. Alhamdulillah, kita bisa berkurban.”
Tubuh yang renta itu duduk sambil menengadahkan tangan. “Alhamdulillah… akhirnya kesampaian juga Emak berkurban. Terima kasih ya Allah…”
“Ini uangnya Pak. Maaf ya kalau saya nawarnya terlalu murah, karena saya hanya tukang cuci di kampung sini, saya sengaja mengumpulkan uang untuk membeli kambing buat kurban atas nama Emak,” kata Bu Sumi.
Kaki ini bergetar, dada terasa sesak, sambil menahan tetes air mata, saya berdoa dalam hati.
“Ya Allah. Ampuni dosa hamba, hamba malu berhadapan dengan hamba-Mu yang pasti lebih mulia ini, seorang yang miskin harta namun kekayaan imannya begitu luar biasa”.
“Pak, ini ongkos kendaraannya…”, panggil ibu itu.
“Sudah bu, biar ongkos kendaraannya saya yang bayar”, jawabku sambil cepat-cepat berpamitan, sebelum Bu Sumi tahu kalau mata ini sudah basah karena karena tak sanggup mendapat teguran dari Allah yang sudah mempertemukan dengan hambaNya yang dengan kesabaran, ketabahan dan penuh keimanan ingin memuliakan orang tuanya.
Untuk menjadi mulia, ternyata tak harus menunggu kaya. Untuk mampu berkurban, ternyata yang dibutuhkan adalah kesungguhan.
Kita jauh lebih kaya dari Bu Sumi. Rumah kita bukan gubuk, lantainya keramik. Ada kursi, ada meja, ada perabot hingga TV di rumah kita. Ada kendaraan.
Bahkan, HP kita lebih mahal dari harga kambing kurban. Tapi sudah sungguh-sungguhkah kita mempersiapkan kurban?
Jika kita sebenarnya mampu berkurban, tapi tak mau berkurban, hendaklah kita takut dengan sabda Rasulullah ini:
“Barangsiapa yang memiliki kelapangan untuk berkurban namun dia tidak berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat salat kami” (HR Ibnu Majah, Ahmad dan Al Hakim).

arkib : kerja-kerja membuat lantai kandang ....

kerja memaku lantai

ada yang masih belum siap

pandangan sisi

tauke mai tengok ker tuh ???

Kisah Kambing dan Buaya


          Pada suatu hari di dalam hutan terdapat sekumpulan kambing, buaya, dan hewan lainnya. Pada saat itu hutan itu berganti musim menjadi kemarau, sehingga rumput-rumput yang hijau menjadi kuning kering. Kambing pun mulai merasa bosan memakan dedaunan dan rumput-rumput yang kering tersebut, dan seekor kambing pun pergi mencari rumput yang segar, tak lama kemudian kambing itu melihat ladang rumput yang begitu segar diseberang sungai, dan kambing pun pulang memberi kabar ke teman-teman yang lainnya, dan mengajaknya keseberang sungai tersebut. Keesokan harinya segerombolan kambing yang berjumlah 10 ekor kambing pergi menghampiri sungai, namun ketika sampai sungai segerombolan kambing mendapatkan hambatan melihat sekumpulan buaya berada di sungai itu.
 
Kambing : Bagaimana ini? (kebingungan dan merasa ketakutan)
Buaya      : kenyanglah aku !! (sambil tertawa)
Tak lama kemudian datanglah seekor kancil yang cerdik.
Kambing   : kancil, tolonglah kami (sambil mengemis)
Kancil         : kalian kenapa?
Kambing    : kami semua ini ingin menyeberangi sungai itu.
Kancil          : masalahnya apa kambing mengapa kalian ingin bantuan saya?
Kambing    : ada buaya disungai itu yang siap memakan kami.
Kancil          : iya kambing tunggu sejenak (sambil berpikir)
Beberapa menit kemudian. Sang kancil pun mendapatkan ide cara untuk menyeberangi sungai tersebut.
 Kambing   : kamu yakin kancil cara ini akan berhasil?
 Kancil         : iya kambing, ingat lakukan dengan bekerja sama. Saya pergi dulu yaa
 Kambing    : baik kancil terimakasih, berhati-hatilah dijalan.
 
    Para buaya pun heran melihat si kambing yang terpisah terbagi menjadi 2 kelompok. Namun para buaya tidak menghiraukannya ia hanya memikirkan cara memakan si kambing-kambing itu. Gerombolan kambing pun mulai melakukan cara yang disampaikan si kancil yaitu dengan cara membagi 2 kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 5 ekor disebelah kiri dan kanan sungai. Kalian lakukan cara ini dengan kerja sama. Kambing disebelah kanan pun mulai meloncat kesungai buaya pun dengan sigap ingin menangkap kambing itu, namun karena kambing di sebelah kiri ikut turun meloncat kesungai si buaya pun berputar arah ke sebelah kiri di kambing yang baru turun kesungai itu, begitupun seterusnya, sehingga buaya tak sadar kambing sudah sampai satu persatu ke seberang sungai tersebut.  
  Kambing pun berhasil menyeberangi sungai dengan selamat berkat kerjasama yang mereka lakukan.
 
SEKIAN
 
 Cerita ini mengajarkan kita untuk saling bekerja sama dalam menghadapi suatu rintangan.

arkib : backhoe lintas parit ...

rakaman visual,
sebuah backhoe dipandu oleh pakar,
melintas parit besar di kawasan tapak peojek ternakan.
kredit untuk drebar ....

Friday 23 October 2015

arkib : penanaman rumput di kawasan ragut ...

tanam rumput napier ...

benih ambil lading sebelah

penat juga tanam rumput neh

tanam rumput, lambat laun mendapat faedah ...

Lawak Kambing

 



Abu: Ko penah tengok beruk naik basikal dengan tuan dia?
Ghasia: Penah, tak heran.

Abu: Kalau kucing naik basikal

Ghasia: Tak heran jugak anak aku selalu buat. Anjing naik motor pun tak heran.

Abu: Ni ko tengok Kambing naik basikal Pulak, kambing tu kecut perut aku pun senak perut tengok. Baik punya peluk tuan dia. hu hu huuu


arkib : kandang kambing new ...

in progress

bumbung rangka besi


bangunan di kawasan kehijauan


Monday 12 October 2015

Cerita Lawak : Temubual Bersama Pakcik Gembala Kambing Biri-Biri


Temubual seorang pemuda dengan pakcik gembala kambing biri-biri.

Pemuda : Baguslah ternakan biri-biri pakcik. Boleh saya tanya beberapa soalan tak?
Pakcik : Boleh aje...
Pemuda : Berapa jauh biri-biri ni berjalan setiap hari?
Pakcik : Yang mana, yang putih atau yang hitam?Pemuda : Yang putih.
Pakcik : Kalau yang putih berjalan lebih kurang enam kilometer setiap hari.
Pemuda : Yang hitam?
Pakcik : Yang hitam pun sama...
Pemuda : Berapa banyak plak rumput biri-biri ni makan setiap hari?
Pakcik : Yang mana, yang putih atau yang hitam?
Pemuda : Yang putih?
Pakcik : Ah, yang putih makan lebih kurang empat kilo rumput setiap hari.
Pemuda : Dan yang hitam?
Pakcik : Yang hitam pun sama...
Pemuda : Berapa banyak bulu yang mereka hasilkan setiap tahun?
Pakcik : Yang mana, yang putih atau yang hitam?
Pemuda : Yang putih?
Pakcik : Aaa...yang putih menghasilkan sekitar enam kilo bulu setiap tahun.
Pemuda : Dan yang hitam?
Pakcik : Yang hitam pun sama...
Pemuda : Kenapa pakcik membezakan biri-biri pakcik yg putih dgn yg hitam, padahal jawapan semuanya sama aje?
Pakcik : Mestilah...sebab biri-biri yang putih itu pakcik yang punye.
Pemuda : Ooo, gitu ke...abis tu yang hitam tu sapa punye?
Pakcik : Yang hitam pun sama....
Pemuda : Arghhh... tensionyaaa..

arkib : new contruction start ...

tapak utk pondok baru

rangka sudah naik


arkib : projek buat setor & pondok rehat ...

kerja-kerja pasaang bumbung

kerja ikat bata

belum siap lagi ...

stand man digunakan 

arkib : barang kayu sampai ...

barang papan

barang kayu